HOME SINEAS KABAR



     

CAPTAIN PHILLIPS

Review lain:
A.T.M
About Time
Adriana
Air Mata Terakhir Bunda
Cahaya Kecil
Escape Plan
FLU
Hati ke Hati
Insidious: Chapter 2
Jobs
Killer Toon
Machete Kills
Make Money
Malam 1000 Bulan
Manusia Setengah Salmon
Metallica: Through the Never
Noah, Awal Semula
Pantai Selatan
Petualangan si Adi
Prisoners
Romantini
Rush
Snowpiercer
Sokola Rimba
Taman Lawang
The Butler
The Counselor
The Family (Malavita)
The Hunger Games: Catching Fire
The Iceman
The Spy: Undercover Operation

 

 

 

 

Perompakan Kapal Dagang Amerika oleh Empat Nelayan Somalia
Produksi : Columbia Pictures
Sutradara : Paul Greengrass
Pemain : Tom Hanks, Catherine Keener, Barkhad Abdi,
Barkhad Rahman, Faysal Ahmed, Mahat M.Ali

Durasi: 134 Menit
Mulai Tayang : Medio Oktober 2013

oleh: Yan Widjaya

SOMALIA, para nelayan dipersenjatai dan dipaksa membajak setiap kapal yang lewat di laut lepas oleh gerombolan jahat. Toh mereka selalu berteriak-teriak pada para calon korban, “Jangan takut, kami bukan Al Qaeda, kami takkan membunuh kalian, cuma menghendaki harta kalian!” Menandakan Al Qaeda jauh lebih jahat dan ditakuti ketimbang lanun.

Dan benar-benar terjadi pada tahun 2009 kala kapal kargo Maersk Alabama yang dipimpin Kapten Phillips berlayar di kawasan internasional, diuber dua kapal berisi delapan perompak. Dengan cerdik, Phillips berhasil menggertak seolah segera mendapat bantuan dari Angkatan Laut, hingga sebuah kapal perompak memilih balik asal. Namun kapal kedua yang dipimpin Muse, bagai kesetanan terus menguber. Muse yang selalu mengunyah daun sejenis ganja memang berperilaku abnormal dan memimpikan kelak bisa hidup ongkang-ongkang mewah di Amerika.

Phillips dan semua awaknya sama sekali tak berbekal senjata , hanya mampu menyemprotkan air untuk melindungi diri. Namun kenekadan Muse berempat yang bersenjata senapan AK segera bisa naik ke geladak kapal. Phillips sudah menyembunyikan sebagian besar awaknya dan menyerahkan 30.000 dollar uang tunai dalam brankas. Keruan Muse merasa penasaran, ia menyandera sang Kapten dengan tuntutan tebusan sepuluh juta dollar!

“Jangan tembak, kalau kalian ingin membunuh, tembak saja aku!” tantang Phillips demi menyelamatkan awaknya. Dengan kecerdikannya ia berupaya menjebak kawanan Muse, namun ia bukan jagoan ala Rambo melainkan pelaut biasa yang tak berdaya di bawah todongan senapan. Sekali ia juga mencoba terjun ke laut untuk kabur, namun tertangkap kembali. Dengan sekoci ia disandera, dibawa ke Somalia oleh kawanan perompak.

Pembajakan nun di perairan lepas Afrika Selatan sejauh 145 mil dari pantai Samalia itu segera menggegerkan pemerintah AS yang bertekad menyelamatkan jiwa Kapten Phillips apa pun risikonya tanpa kompromi dengan pihak pembajak yang tersohor kebengisannya!

Pemeran sang Kapten, Tom Hanks, tak perlu disangsikan lagi kualitas aktingnya, prestasinya mengoleksi dua piala Oscar. Di sini sekali lagi ia membuktikan kepiawaiannya, hingga orang melupakan jatidirinya dan memandangnya betul-betul Kapten Richard Phillips yang mengalami peristiwa tersebut serta kemudian menuliskannya dalam buku memoar A Captain’s Duty: Somali Pirates, Navy SEALS, and Dangerous Days at Sea yang menjadi best sellers! Sedangkan Catherine Keener berperan sebagai Andrea, istri sang Kapten.

Sutradara Paul Greengrass sudah kondang sebagai pembuat film action antaranya lewat The Bourne Ultimatum dan The Bourne Supremacy. Dengan piawai digambarkan bagaimana pihak AS mengerahkan Angkatan Laut, kapal induk lengkap dengan helikopter canggihnya untuk misi penyelamatan. Upaya habis-habisan tersebut demi menegakkan citra Amerika karena baru pertama kalinya sebuah kapal kargo AS dibajak dalam 200 tahun terakhir!

Yang mencengangkan justru akting beringas empat lawan Hanks dari Somalia asli yang berperawakan kurus kerempeng kelaparan namun bermata seganas binatang liar saking menghayati peran. Mereka adalah Barkhad Abdi, Barkhad Rahman, Faysal Ahmed, Mahat M.Ali, sebagai Muse, Bilal, Najee, dan Elmi. Tokoh Muse asli kini masih hidup, tengah menjalani hukuman 33 tahun di penjara federal AS. ***


- Nilai: 80

Review oleh:  Yan Widjaya, seorang wartawan film senior, pengulas, penulis, dan novelis.

Twitter @yan_widjaya